RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SDN ...
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kelas/Semester : II/1
Tema : Nabi Muhammad SAW Teladanku
Sub Tema : Sikap Jujur Nabi Muhammad SAW
Alokasi Waktu : 1 x 4 Jam Pelajaran
A. Kompetensi Inti
KI-1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Menunjukkan perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, dan guru.
KI-3 : Memahami
pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan
menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
KI-4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas
dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak
mulia.
B. Kompetensi Dasar dan
Indikator
NO.
|
KOMPETENSI DASAR
|
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
|
1.
|
1.15 Meyakini kebenaran kisah Nabi Muhammad saw.
|
1.15.1 Meyakini
kebenaran kisah Nabi Muhammad saw.
|
2.
|
2.15 Menunjukkan sikap jujur dan kasih
sayang sebagai implementasi dari pemahaman kisah keteladanan Nabi Muhammad
saw.
|
2.15.1
Menunjukkan sikap jujur.
|
3.
|
3.15 Memahami kisah keteladanan Nabi Muhammad saw.
|
3.15.1 Menyebutkan
sikap terpuji dari kisah keteladanan Nabi Muhammad saw.
3.15.2 Menjelaskan
sikap jujur dari kisah keteladanan Nabi Muhammad saw.
|
4.
|
4.15 Menceritakan kisah keteladanan Nabi Muhammad saw.
|
4.15.1 Menceritakan
sikap terpuji dari kisah keteladanan Nabi Muhammad saw.
4.15.2 Menceritakan
kisah singkat keteladanan Nabi Muhammad
saw.
|
C. Tujuan
Pembelajaran
Melalui
tanya jawab, latihan, dan diskusi, peserta didik dapat:
a. Berperilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari.
b. Menyebutkan sikap jujur Nabi Muhammad saw dengan
benar
c. Menunjukkan sikap jujur dengan benar.
D. Materi
Pembelajaran
Sikap Jujur Nabi Muhammad saw.
Ketika bulan Rajab tiba, seluruh umat Islam tentunya teringat akan
peristiwa isra dan mi’rajnya Rasulullah. Yaitu, perjalanan
Rasulullah dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dan dilanjutkan ke Sidratul Muntaha dan
kembali dengan membawa ‘pesan’ untuk menunaikan shalat lima waktu. Kejadian malam itu merupakan ujian untuk umat Islam.
Seberapa besarkah keyakinan mereka terhadap kejujuran Rasulullah dan
risalah yang dibawanya?
Kini, yang perlu
menjadi pusat perhatian umat Islam hanya satu. Yaitu, pentingnya kejujuran. Kenapa Abu Bakar begitu meyakini
kejadian itu? Jawabannya hanya satu, karena buah sifat jujur
Rasulullah itu sendiri. Bukan cerita asing lagi bagaimana kejujuran Rasulullah
sebelum diangkat menjadi Rasul. Seluruh orang Quraisy bahkan Abu Jahal,
pembesar suku Quraisy sekali pun sangat mengakui kejujuran Rasulullah.
“Sesungguhnya kami tidak mendustaimu, hanya saja kami mendustai ajaran yang
kamu bawa.” demikian komentar Abu Jahal akan kejujuran Rasulullah di hadapan suku
Quraisy.
Bahkan, jika dirunut lebih jauh dan mendalam. Khadijah, isteri Rasulullah yang selalu bersamanya, sungguh sangat mengagumi
kejujuran Rasulullah. Sehingga kata-kata kekagumannya itu pun muncul bak air
mengalir ketika Rasulullah menerima wahyu pertama kali,
“Bergembiralah, Demi Allah, Dia tidak akan menghinakanmu selama-lamanya. Demi Allah,
seseungguhnya kamu adalah orang yang senantiasa menjalin hubungan
silaturahmi dan selalu berkata benar.” Kata Khadijah sambil
menenangkan Rasulullah yang begitu ketakutan setelah bertemu Jibril di Gua Hira.
Subhaanallah, sifat jujur Rasulullah bukan saja tampak dalam
kondisi serius. Saat sedang bercanda, Rasulullah pun tetap konsisten
berperilaku jujur. Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Tirmiżi, bahwa
datang seorang perempuan yang sudah lanjut usia menemui Rasulullah
dan memohon agar didoakan masuk surga. Lantas Rasulullah menjawab,
“Wahai ibu, sungguh surga itu tidak akan dimasuki perempuan tua.” Kontan,
perempuan tua itu menangis. Kemudian Rasulullah berkata kembali, “Aku mendapat kabar
bahwa tidak akan masuk surga perempuan yang sudah tua, karena Allah mengatakan,
“Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung dan
kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta dan sebaya umurnya”. (Q.S.
al-Waqi‘ah /56: 35-37). Seketika itu juga perempuan yang menangis tadi pun
tersenyum, dan mengetahui bahwa di dalam
surga tidak ada lagi yang tua, semuanya dijadikan muda.
Karena itu,
Rasulullah senantiasa mengingatkan
umatnya untuk selalu berkata jujur dan menjauhi sifat dusta. Rasulullah
berpesan, “Berperilaku jujurlah kamu. Sesungguhnya kejujuran menuntun kepada
kebaikan. Kebaikan menunjukkan jalan menuju surga. Setiap
manusia yang selalu berkata jujur dan memilih kejujuran hingga ia ditulis
di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Jauhilah kamu dari sifat sombong.
Sesungguhnya kesombongan itu menuntun ke arah kedurhakaan.
Kedurhakaan membawa ke neraka. Setiap manusia yang selalu berbohong dan
memilih kebohongan hingga tertulis di sisi Allah sebagai pendusta.” Subhaanallah, Maha Suci
Allah …
Mengikuti sifat Rasulullah
adalah suatu kewajiban bagi setiap muslim.
“Katakanlah
(wahai Muhammad), Jika kamu benar-benar mencintai Allah ikutilah aku, niscaya Allah akan mengasihi dan
mengampuni dosa-dosamu.”
(Q.S. Ali Imran
/3: 31).
Dengan jujur pada diri sendiri maka kita akan jujur pada apa-apa yang mengikuti kita, seperti malam mengikuti siang. Dan itu
akan berdampak hidup jujur di masyarakat. Kejujuran akan membawa pada
kemaslahatan umat. Dalam lingkungan pendidikan, misalnya di
sekolah, anak jujur harus dapat menjaga amanah, tidak suka berbuat curang, anak
harus jujur terhadap Allah Swt terhadap diri sendiri, terhadap orang tua,
terhadap guru, terhadap teman. Contoh lainnya jika mengerjakan soal ulangan,
tidak suka menyontek dan berusaha untuk selalu dikerjakan sendiri.
E. Metode
Pembelajaran
Model/strategi/metode pembelajaran yang digunakan di antaranya (1) ceramah
interaktif (menceritakan dan menjelaskan kisah melalui gambar atau tayangan
visual/film yang bersifat kontekstual kekinian), (2) diskusi dalam bentuk the
educational-diagnose meeting artinya peserta didik berbincang mengenai
pelajaran di kelas dengan maksud saling mengoreksi pemahaman mereka atas
pelajaran/materi yang diterimanya agar masing-masing memperoleh pemahaman yang
benar, dan dilengkapi dengan lembar pengamatan dalam pelaksanaan diskusi.
F. Media, Alat, dan
Sumber Pembelajaran
1. Media:
Multimedia
interaktif, Gambar/poster, dan media lain
yang relevan.
2. Alat:
CD, proyektor, laptop, televisi,
vcd player, layar, dan alat lain
yang relevan.
3. Sumber Pembelajaran:
a. Buku Guru dan Buku Siswa Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti Untuk SD/MI Kelas II.
G. Langkah-langkah
Kegiatan Pembelajaran
No.
|
Kegiatan
|
Waktu
|
1.
|
Pendahuluan
1) Pembelajaran dimulai dengan
guru mengucapkan salam dan berdoa bersama.
2) Memeriksa kehadiran, kerapian
berpakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
3) Menyapa peserta didik dengan
memperkenalkan diri kepada peserta didik.
4) Menyampaikan tujuan
pembelajaran.
5) Beberapa alternatif media/alat
peraga/alat bantu bisa berupa ilustrasi gambar atau tayangan visual (film)
yang relevan dapat digunakan dalam proses pembelajaran.
6) Beberapa alternatif
model/strategi/metode pembelajaran yang digunakan di antaranya (1) ceramah
interaktif (menceritakan dan menjelaskan kisah melalui gambar atau tayangan
visual/film yang bersifat kontekstual kekinian), (2) diskusi dalam bentuk the
educational-diagnose meeting artinya peserta didik berbincang mengenai
pelajaran di kelas dengan maksud saling mengoreksi pemahaman mereka atas
pelajaran/materi yang diterimanya agar masing-masing memperoleh pemahaman
yang benar, dan dilengkapi dengan lembar pengamatan dalam pelaksanaan diskusi.
|
10 menit
|
2.
|
Kegiatan
Inti
1)
Peserta didik mengamati gambar/ilustrasi berseri tentang sikap jujur di lingkungan sekolah di dalam buku teks dan guru
memberikan petunjuk secara teknis proses observasi.
2)
Peserta didik diberi kesempatan untuk menanya tentang hal yang telah diamatinya. Apabila peserta didik mengalami
kesulitan, guru memberikan bimbingan dan panduan (stimulus)
agar mereka mencari tahu dengan cara menanya.
3)
Pertanyaan peserta didik yang diharapkan tidak saja apa atau siapa, tetapi mengapa dan bagaimana.
4)
Pertanyaan peserta didik diinventarisir guru.
5)
Selanjutnya secara individu maupun berkelompok diadakan diskusi untuk menanggapi dan menjawab beberapa pertanyaan.
6)
Proses mendapatkan tanggapan dan jawaban atau pelaksanaan diskusi difasilitasi oleh guru sehingga berjalan
dengan sistematis.
7)
Peserta didik mengemukakan pendapat tentang gambar tersebut.
8)
Selanjutnya guru memberi penjelasan tentang maksud
gambar: Siswa-siswa yang sedang bermain menemukan uang di halaman sekolah. Penemuan uang tersebut dilaporkan kepada
guru. Kemudian guru mengumumkan siapakah yang merasa telah kehilangan uang.
9)
Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang kisah singkat keteladanan Nabi Muhammad saw terkait sikap jujur.
10) Dari hasil menyimak kisah
tersebut, peserta didik diberikan
1.
kesempatan untuk bertanya baik secara individu maupun secara
2.
berkelompok.
11) Peserta didik membuat
rumusan dengan mengaitkan keteladanan Nabi Muhammad saw, sikap/perilaku jujur dengan kehidupan nyata sehari-hari (kontekstual).
12) Menyampaikan hasil diskusi
baik secara individu maupun perwakilan
kelompok dan menyampaikan kesimpulan.
13) Selanjutnya ulangi langkah
nomor 3 s.d. nomor 9 (observasi dengan cara menyimak)
14) Pada rubrik “Sikapku”,
guru meminta peserta didik bersama-sama mengucapkan “aku selalu berkata dan berbuat jujur”
15) Peserta didik bernyanyi
baris per baris lagu tentang aku anak jujur, dibimbing oleh guru.
16) Pada rubrik “Ayo Kerjakan”
a)
Peserta didik secara sendiri-sendiri/berpasangan dengan teman sebangku/kelompok mengamati dan menceritakan gambar tersebut
b)
Menentukan sikap yang harus dilaksanakan
17)Pada rubrik “Insya Allah Aku Bisa” guru
membimbing peserta didik untuk
memberikan tanda (√) pada
rubrik ‘ya’ atau ‘tidak’. Rubrik ini bertujuan untuk memberi kesempatan kepada peserta didik menilai diri
sendiri. Namun penilaian itu akan menjadi bahan pengecekan baik oleh guru atau orang tua (rubrik interaksi guru
dan orang tua).
|
115 menit
|
3.
|
Penutup
1)
Membuat kesimpulan
dibantu dan dibimbing guru.
2)
Melaksanakan penilaian dan refleksi dengan
mengajukan pertanyaan atau tanggapan peserta didik dari kegiatan yang telah
dilaksanakan sebagai bahan masukan untuk perbaikan langkah selanjutnya.
3)
Merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan
memberikan tugas, baik secara individu maupun kelompok.
4)
Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
Pengayaan
Dalam kegiatan
pembelajaran, bagi peserta didik yang sudah menguasai materi, diminta
mengerjakan materi pengayaan yang sudah disiapkan berupa gambar yang
menceritakan perilaku jujur. Misalkan dengan mengamati gambar di samping.
Remedial
Bagi peserta
didik yang belum menguasai materi (mencapai KKM), guru menjelaskan kembali
materi kisah sikap jujur Nabi Muhammad saw (lihat di rubrik pengembangan
materi).
Selanjutnya
melakukan penilaian kembali (lihat poin 6) dalam kegiatan mengamati gambar yang sejenis. Pelaksanaan Remedial
dilakukan pada hari dan waktu tertentu yang disesuaikan, misalnya 30
menit setelah jam pulang.
Interaksi Guru
dan Orang tua
Guru meminta
peserta didik memperlihatkan rubrik “Insya Allah Aku Bisa” dalam buku teks kepada orang tuanya dengan
memberikan komentar dan paraf (halaman terakhir Pelajaran 1). Dapat juga
dilakukan dengan menggunakan buku penghubung guru dan orang tua atau
komunikasi langsung dengan orang tua untuk mengamati perilaku jujur anak
dalam
keluarganya.
Misalnya orangt ua diminta mengamati perilaku jujur anaknya kepada saudaranya.
|
15 menit
|
H. Penilaian
Guru melakukan
penilaian terhadap peserta didik dalam kegiatan individu menjawab pertanyaan
pada rubrik “Ayo Berlatih”
Penskoran
Menjawab benar dan lengkap = 4
Menjawab benar kurang lengkap = 3
Menjawab benar kurang tepat = 2
Menjawab tapi salah = 1
Kunci jawaban
Kunci jawaban ini dapat dikembangkan guru.
Maksudnya dimungkinkan siswa menjawab dengan jawaban lain. Apabila jawabannya
benar (tidak bergantung pada bacaan yang ada) maka skornya tetap benar.
Nama siswa: …………………………………..
Kunci jawaban
|
skor
|
|
1 – 4
|
|
1 – 4
|
|
1 – 4
|
|
1 – 4
|
|
1 – 4
|
Skor maksimum
|
20
|
Nilai
siswa = (nilai perolehan : 20) x 100
Penjelasan:
Misalnya jika siswa dapat menjawab benar dan lengkap
untuk 3 nomor, 1 nomor kurang lengkap, 1 nomor lagi salah, maka skor yang
diperoleh adalah: 16. Jadi nilai siswa adalah 8. Demikian seterusnya.
Penilaian sikap:
Tidak mudah melakukan penilaian terhadap peserta didik
untuk memastikan apakah perilaku peserta didik mengamalkan nilainilai
kejujuran, kalaupun hendak dinilai, maka penilaian yang
tepat adalah menggunakan pengamatan. Dalam memberikan
nilai dapat menggunakan kriteria sebagai berikut.
SB=sangat baik
B=baik
C=cukup
K=kurang
Penilaian semacam ini dikategorikan ke dalam penilaian
proses yang dimaksudkan untuk mengukur tingkat kompetensi siswa. Tidak
dimaksudkan untuk membuat perbandingan antarindividu. Hasilnya dapat
dimanfaatkan untuk mendiagnosa kesulitan belajar, serta motivasi belajar.
Penilaian atas sikap jujur siswa juga sering memerlukan pengamatan yang teliti,
bila perlu klarifikasi, sehingga diketahui tingkat keakuratan dan keajegannya.
Mengetahui,
Kepala
SD.....
...............................................
NIP.
......................................
|
......................,
Guru
PAI dan Budi Pekerti Kelas 2,
.................................................
NIP.
........................................
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar